Kepala Desa Larangan Luar, Bapak AH. Faris, S.Ag., memberikan apresiasi yang besar terhadap buku Jejak Kultural Tanean Lanjhang karya Kelompok XI Praktik Pemberdayaan Masyarakat (P2M) Tematik UNIA Prenduan. Buku ini memuat tulisan-tulisan mahasiswa yang membahas aspek-aspek kultural dari Tanean Lanjhang, suatu tradisi khas Madura yang kini mulai diabadikan lewat karya ilmiah.
Buku tersebut dinilai oleh Bapak Kades sebagai sebuah terobosan penting dalam pelestarian budaya lokal. “Ini baru pertama kali ada teman-teman P2M bisa menulis tentang Tanean Lanjhang,” ujar Bapak Faris. Menurutnya, buku ini dapat menjadi bahan bacaan yang berharga bagi mahasiswa lain yang akan melaksanakan P2M atau KKN di Tanean Lanjhang.
Bapak Faris menekankan pentingnya keterlibatan perguruan tinggi dalam upaya melestarikan budaya Madura. “Dari awal, saya berharap ada peran perguruan tinggi untuk pelestarian Tanean Lanjhang, sedikit demi sedikit ini dengan adanya buku ini mulai terwujud,” lanjutnya. Buku ini menjadi langkah awal yang sangat positif untuk mengenalkan nilai-nilai budaya lokal ke khalayak yang lebih luas.
Mahasiswa Kelompok XI P2M Tematik UNIA Prenduan mengabdi kepada masyarakat di bawah bimbingan Bapak Totok Agus Suryanto, S.Sos., M.Si., yang juga turut terlibat dalam penyusunan buku ini. Bapak Faris menyebutkan bahwa kolaborasi seperti ini akan terus berlanjut, bahkan melibatkan dosen-dosen lain dari Pamekasan dalam pembuatan edisi selanjutnya.
“Saya sangat mendukung pembuatan edisi lanjutan dari buku ini,” tegasnya. Keterlibatan akademisi lokal dianggap sebagai langkah penting dalam memperkaya literatur tentang tradisi dan budaya Madura.
Buku Jejak Kultural Tanean Lanjhang diharapkan mampu membuka wawasan mahasiswa dari berbagai universitas tentang pentingnya menjaga nilai-nilai lokal. Melalui apresiasi yang diberikan Bapak Faris, buku ini memiliki peluang besar untuk menjadi referensi bagi berbagai program P2M di masa depan.
