Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam Universitas Al Amien Prenduan (UNIA) resmi selenggarakan kegiatan Studium Generale dengan tema “Amal Produktif dan Edukatif Perspektif Prophetic Wisdom” pada Minggu, 09 November 2025, di Lantai III Gedung Rektorat UNIA Prenduan. Pembukaan kegiatan dipimpin langsung oleh Rektor UNIA, Dr. KH. Muhtadi Abdul Mun’im, M.A.

Acara pembukaan turut dihadiri Dekan Fakultas Tarbiyah Dr. Izzat Amini, M.Pd., Wakil Dekan Lutfahtul Qibtiyah, M.Pd., Muruatul Afifah, M.Pd.I. dan  Kaprodi Magister Pendidikan Agama Islam Dr. Ach. Nurholis Majid, M.Pd. serta seluruh dosen pascasarjana.

Sambutan Rektor UNIA Prenduan

Dalam sambutannya, Rektor UNIA Prenduan mengharap agar kegiatan studium generale diikuti secara baik. Sebab, majlis ilmu yang di dalamnya ada seorang alim, akan membawa kita dari lima perkara pada lima perkara.

“Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita agar tidak duduk bersama setiap orang, kecuali dengan seorang alim yang mengajakmu dari lima hal menuju lima hal. Pertama, dari keraguan menuju keyakinan (minas syakki ilal yaqīn). Artinya, seseorang alim akan membimbing kita dari sekadar informasi atau kabar yang belum berdasar, menuju pengetahuan yang meyakinkan. Kedua, dari kesombongan menuju ketawakkalan (minal kibr ilat tawakkul). Kadang, ketika seseorang sudah berilmu, muncul rasa lebih tahu atau bangga diri. Namun duduk bersama orang alim akan melembutkan hati kita untuk kembali bertawakkal kepada Allah.”

“Nah, berikutnya yang ketiga, dari riya menuju ikhlas (minar riya ilal ikhlāsh), karena sering kali manusia ingin dilihat dan divalidasi. Dengan bimbingan ulama, kita belajar beramal tanpa pamrih. Dan terakhir, dari orientasi duniawi menuju zuhud (minal hubbid dunya ilaz zuhdi), yakni berpindah dari ambisi duniawi menuju orientasi akhirat. Mudah-mudahan melalui Studium Generale ini, dengan kehadiran Prof. Zahid, kita termasuk orang yang dibawa menuju keberkahan, sebab seperti dikatakan dalam Ihya’ Ulumiddin, apabila ada satu hari berlalu tanpa menambah ilmu yang mendekatkan kita kepada Allah SWT, maka hari itu tidaklah diberkahi. Semoga hari ini menjadi hari penuh berkah, di mana ilmu dan hati kita makin didekatkan kepada Allah SWT.”

Prof. Dr. KH. Moh. Zahid, M.Ag; Tak Semua Amal Baik Termasuk Amal Produktif/Sholeh

“Tidak semua amal baik bisa disebut amal sholeh. Suatu amal dikatakan sholeh ketika kebaikan itu dilakukan dengan tepat sesuai situasi dan kondisi,” tegas Dr. KH. Moh. Zahid, M.Ag., Rektor Institut Agama Islam Miftahul Ulum (IAIMU), pada acara Studium Generale di Rektorat Lantai III Universitas Al Amien Prenduan, Ahad (9/11).

Prof. Zahid menjelaskan bahwa amal produktif tidak hanya diukur dari niat baik, tetapi juga dari cara dan konteks pelaksanaannya. Ia menyebut ada lima unsur yang menjadikan amal bernilai produktif: niat lillāhi ta‘ālā, kebaikan yang benar secara manfaat dan prioritas, pemahaman cara melaksanakannya, ketaatan pada hukum syariah, serta kemampuan memanfaatkan waktu secara optimal.

“Amal yang baik sekalipun, bisa kehilangan nilainya jika tidak dilakukan dengan cara yang benar dan pada waktu yang tepat. Itulah sebabnya Islam mengajarkan keseimbangan antara niat, ilmu, dan tindakan,” lanjutnya disambut tepuk tangan para mahasiswa pascasarjana yang memenuhi ruangan.

Acara yang diselenggarakan oleh Fakultas Tarbiyah dan Program Studi Pendidikan Islam itu berlangsung hangat dan interaktif. Para mahasiswa tampak antusias mengikuti materi, bahkan beberapa di antaranya aktif mengajukan pertanyaan seputar relevansi konsep amal produktif dalam dunia pendidikan dan kerja profesional.

(LO)

Categories: Berita

Translate »